Tanda Kenabian Muhammad

Segala cara digunakan para periwayat Muhammad untuk membuktikan bahwa Muhammad memang seorang nabi. Termasuk membuat cerita bahwa bangkitnya kenabian Muhammad sejak awal sudah diramal oleh seorang rahib Kristen yang bernama Buhaira. Tampaknya bagi Islam, pernyataan dari seorang tokoh Kristen merupakan dukungan kunci bagi kenabian Muhammad. Sayangnya siapa Buhaira dan apakah ia tokoh nyata dalam sejarah, tidak dapat diverifikasi kebenarannya.


Kenabian adalah tradisi yang berakar dalam keimanan bangsa Israel sampai sebelum periode pembuangan. Di dalam kekristenan tidak dikenal adanya nabi-nabi. Yang ada hanyalah para Rasul yang berasal dari murid-murid Yesus atau Paulus yang oleh teguran langsung dari Yesus menyatakan diri sebagai Rasulnya Yesus di hadapan murid-murid Yesus. Aneh sekali kalau periwayat kenabian Muhammad sampai menempatkan materai kenabian Muhammad di mulut pendeta yang agamanya justru tidak mengenal tradisi kenabian.


Kesalahan yang tampak sepele ini tidak diperhatikan oleh banyak penelaah Islam terlebih lagi oleh kalangan umat muslim yang terus berpropaganda mengembangkan agamanya. Padahal kesalahan ini adalah pukulan telak ke dalam narasi pembentukan kenabian islam itu sendiri. Kesalahan seperti ini juga menunjukkan bahwa cerita kenabian Muhammad sejak dari permulaan merupakan cerita hasil karangan belakangan belaka dan bukan merupakan rekaman sejarah.


Bagaimana Buhaira meramal kenabian Muhammad? Kalau kita membaca riwayat yang yang ditulis oleh Ibnu Ishaq, dikatakan Muhammad kecil pernah singgah di dekat biara tempat Buhaira bertugas. Biara tersebut terletak di Busra di daerah Syam di jalur yang biasa dilalui rombongan kafilah dagang penduduk Mekkah. Muhammad kecil ketika itu ikut pamannya mengantarkan barang-barang dagangan ke negeri Syam.


Ketika sang rahib mengetahui adanya rombongan dagang orang Mekkah di sekitar biaranya, Buhaira mengundang rombongan dagang itu masuk untuk dijamu makan minum dan beristirahat. Saat mengundang itulah mata Buhaira dikatakan tertumbuk dengan sosok Muhammad kecil yang langsung membuatnya tertarik. Setelah bertanya ini itu, Buhaira mengatakan bahwa kelak anak kecil itu akan menjadi orang besar. Tidak dijelaskan yang dimaksud dengan orang besar itu seperti apa? Buhaira malahan meneruskan mencari tanda-tanda di sekujur tubuh Muhammad kecil.




Di punggung Muhammad kecil, Buhaira melihat bercak seperti bekas bekham. Tanda ini menurut Al-Abbas adalah suatu tanda bagi kenabian seseorang. Pendapat dan keyakinan Al-Abbas soal bercak di punggung Muhammad sebagai tanda bagi kenabian dirinya kemudian menular dan dibualkan oleh ulama-ulama klasik islam. Mengherankan sekali jalan berfikir pengikut Muhammad ini. Sungguh betapa mudahnya menetapkan seseorang itu sebagai nabi atau rasul dengan hanya didasari tanda lahir yang bersifat fisik belaka. Untung saja Nero, Caligula dan Hitler tidak mengaku nabi dengan mendalihkan tahi lalat atau tanda lahir lainnya yang mungkin mereka miliki. Atau, saya juga bisa menjadi nabi dan rasul menurut nalar yang terbentuk oleh Al-Abbas ini sebab saya juga punya bercak yang sama dengan Muhammad, di punggung. Menggelikan sekali, bukan?

Komentar

Postingan Populer