Muhammad; "Taurat Meramal Kenabianku"

Sepanjang yang saya baca dari sejumlah kitab klasik Islam, saya tidak menemukan satupun catatan tentang bagaimana Muhammad dalam berbagai khotbahnya berusaha mengajak para pendengarnya hidup lebih bermoral dan lebih rohani. Kepada siapa pun Muhammad pergi, yang pertama dan yang selalu dikatakan Muhammad adalah Allah yang layak disembah adalah Allah yang berjumlah satu yang lebih dikenal sebagai Allah yang Tauhid dan ia adalah utusan dari Allah yang berjumlah satu itu. Para pendengar dakwahnya diajaknya mengimani Allah yang berjumlah satu dan diajaknya pula meyakini bahwa dirinya adalah utusan dari Allah yang berjumlah satu itu. Bagi Muhammad, pentingnya mengimani Allah yang berjumlah satu dan menjadi pengikut dari utusan Allah yang berjumlah satu dapat dilihat dari seberapa serius ancaman yang dikatakan Muhammad akan menimpa orang-orang yang tidak mau menuruti permintaannya agar mengimani Allah yang berjumlah satu dan mengimani dirinya sebagai utusan Allah yang berjumlah satu. Barang siapa yang menolak ajakan Muhammad, Allah yang berjumlah satu itu akan menimpakan siksa yang amat pedih dan amat menghinakan kelak di hari kiamat.


Agar para pendengarnya menerima ajakan dakwahnya, Muhammad mengatakan bahwa peran yang disandang dirinya sebagai utusan Allah yang berjumlah satu telah dinubuatkan atau telah diramalkan oleh para rahib berbagai agama terdahulu yang ada di Arab dan sekitarnya. Bahkan Muhammad mengatakan kalau kitab-kitab agama terdahulu sudah meramalkan kedatangan seorang utusan Allah yang berjumlah satu. Kitab-kitab itu menurut Muhammad menyebutkan dengan jelas sifat zaman dan sifat fisik nabi utusan Allah yang berjumlah satu itu. Dan sifat zaman serta sifat fisik itu sama persis dengan sifat zaman dan sifat fisik dirinya.


Ada dua kitab agama terdahulu yang dikatakan Muhammad telah menubuatkan sifat zaman dan sifat fisik tubuhnya. Kitab itu adalah Taurat atau Torah milik agama Yahudi dan kitab Injil milik agama Nasrani. Pernyataan Muhammad tentang nubuatan kenabian yang ada di dalam kitab Taurat inilah awalnya yang menjadi sumber pertentangan Muhammad dengan orang Yahudi yang disebutnya dengan kaum Ahli kitab. Pertentangan ini terjadi karena orang Yahudi menolak mengakui kenabian Muhammad berdasarkan pernyataannya soal nubuatan yang ada di dalam Taurat.


Ketika Muhammad membuat klaim atau pernyataan soal adanya nubuatan tentang akan datangnya nabi baru yang sifat zamannya dan sifat fisiknya tertera sangat jelas di dalam kitab Taurat, orang Yahudi menolak. Muhammad mengatakan kemudian menekankan Taurat menyebutkan sifat fisik nabi itu adalah tegap, tampan, berambut keriting, dan di sekitar pelupuk matanya terdapat lingkaran berwarna hitam. Lagi-lagi orang Yahudi menolak mengakui kenabian Muhammad. Muhammad kecewa berat ketika ia mungkin dipersilahkan rahib-rahib Yahudi memeriksa sendiri isi kitab Taurat mereka. Kekecewaannya muncul karena ternyata sifat fisik dirinya yang disebutnya ada dalam kitab Taurat Yahudi sama sekali tidak bisa ditemukannya tertulis di kitab itu. Betapa malunya perasaan Muhammad di hadapan rahib-rahib Yahudi yang mengenal dengan baik isi kitab mereka. Di dalam kekecewaannya itu Muhammad lalu membuat pernyataan baru yang menuduh rahib-rahib Yahudi telah menghapus keterangan-keterangan di dalam Taurat yang menyebutkan sifat fisik tubuhnya. Menurut Muhammad penghapusan keterangan itu dikarenakan para rahib itu dengki atas rahmat kenabian yang diterima Muhammad dari Allahnya. Kemudian Muhammad menambahkan pernyataan lain soal Lauh Mahfudz tempat kitab Taurat yang masih menyimpan keterangan fisik dirinya.


Pernyataan terakhir Muhammad tentang penghapusan keterangan sifat fisik dirinya dan pernyataan tentang Lauh Mahfudz sama sekali tidak disertai bukti. Di dalam Islam sendiri pernyataan tanpa bukti ini dapat disebut fitnah. Jadi ketika membuat pernyataan yang menuduh rahib-rahib Yahudi menghapus keterangan sifat fisik dirinya dari kitab Taurat sesungguhnya Muhammad sedang memfitnah rahib-rahib itu.



Komentar

Postingan Populer