Benarkah Muhammad Pedagang Hebat?

Kita sering mendengar Muhammad digambarkan Muslim sebagai seorang pedagang yang yang sukses. Gambaran kesuksesan Muhammad ini juga dipakai mendorong kaum Muslim meniru pekerjaan nabinya sebagai pedagang. Kalau Muhammad memang seorang pedagang, tentu kegiatannya adalah membeli barang-barang dan kemudian menjualkan barang-barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Tetapi catatan-catatan periwayat yang mengutip hadis-hadis tidak pernah mengatakan hal itu. Beberapa hadis sahih justru mencatat Muhammad melarang dan mengharamkan kaum Muslim memegang timbangan alias berdagang. Bahkan ada hadis yang dikutip dari Muhammad sendiri yang mengatakan bahwa sumber nafkah nabi Islam ini terletak di pucuk tombaknya. Dan ulama-ulama meyakini maksud dari pucuk tombak Muhammad adalah jarahan perang.


Muhammad kecil memang pernah ikut dalam rombongan dagang pamannya. Tapi bukan sebagai pedagang melainkan karena pamannya tidak tega meninggalkan sang keponakannya sendirian di rumah sebab sang paman berfikir kalau anak kecil yatim piatu ini ditinggalkan sendirian maka ia akan menerima usikan dari sepupu-sepupunya. Dan setelah dewasa Muhammad dicatat pernah memimpin rombongan dagang ke Sham, tapi rombongan yang dipimpin Muhammad adalah rombongan dagang Khadijah, janda yang kelak menjadi isteri pertamanya. Peran Muhammad dalam rombongan dagang Khadijah itu hanyalah sebatas sebagai transporter saja alias ekspedisi darat.


Muhammad tidak pernah tercatat sebagai pedagang yang sungguh menggantungkan nafkah hidupnya pada kegiatan jual beli barang baik semasa dirinya belum mengaku nabi maupun sesudah dirinya tampil sebagai penguasa agama di seantero Arab. Sebagai penguasa Arab, Muhammad tidak tertarik menjadikan tanah Arab menjadi pusat perdagangan kawasan, apalagi menjadikan tanah Arab menjadi pusat perdagangan dunia. Selama ia tampil sebagai penguasa, kesibukan Muhammad difokuskan memerangi dan memaksa bangsa-bangsa lain menerima agama buatannya. Selama 23 tahun masa kenabiannya, Muhammad tercatat memimpin langsung 27 serangan terhadap kaum bukan Islam atau kaum kafir. Itu artinya sekurang-kurangnya sekali dalam setahun tangan Muhammad berlumuran darah kaum kafir yang menjadi targetnya. Selain itu ada sekitar 47 kali Muhammad memerintahkan kaum mukmin atau pengikut setianya melakukan serangan-serangan berdarah tanpa kehadiran nya di lapangan. Apa yang menjadi motif utama dari perang yang dilakukan Muhammad? Jawaban terbaiknya adalah mencari nafkah. Inilah motif utama mengapa Muhammad selalu menyerang orang-orang atau bangsa-bangsa lain yang belum mengenal Islam.


Tidak lama Muhammad menyatakan diri sebagai nabi, Muhammad setiap hari kerjanya hanyalah menyendiri ke goa-goa yang ada di sekitar Mekah melakukan Tahannuts alias bertapa seperti bertapanya para penyembah berhala Mekah. Kalau setiap hari kerjaan Muhammad hanya menyendiri bertapa di goa-goa, lantas kapan waktunya ia berdagang? Itu sebabnya ketika ia mulai memiliki seratusan orang pengikut, hadis-hadis mencatat betapa miskinnya Muhammad dan pengikutnya itu. Saking miskinnya, Muhammad kerap tidur dengan perut kosong keroncongan. Ia tidak memiliki penghasilan buat menutupi kebutuhan makan dirinya dan pengikutnya. Kalau Muhammad pedagang sukses seperti klaim kaum Muslim, mana mungkin Muhammad tidak punya apa-apa untuk dimakan.


Ketika Muhammad muda memimpin rombongan dagang Khadijah, barang-barang yang ditransportasikan Muhammad, menurut beberapa penulis biografi sang nabi, sebenarnya cuma peninggalan dua suami Khadijah yang sebelumnya yang masing-masing bernama Abu Halah bin Malik dan Atiq bin Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Kedua suami Khadijah sebelumnya tercatat berprofesi sebagai dukun perantara dunia orang hidup dan dunia para arwah dan ruh-ruh padang pasir. Suku-suku Arab biasanya datang kepada kedua suami Khadijah sebelumnya membawa hadiah-hadiah sebagai upah buat jasa mereka yang telah berperan menanyakan nasibnya kepada para arwah dan ruh-ruh padang pasir. Jadi, barang-barang yang ditranportasikan Muhammad bukan pula barang yang diusahakan perolehannya oleh Khadijah. Terbukti kemudian kegiatan transportasi itu berhenti karena barang milik Khadijah habis. Sekiranya Muhammad itu pedagang profesional sebagaimana yang dibayangkan kaum Muslim maka sudah pasti Muhammad mencari sumber-sumber barang dari tempat lain untuk diperjualbelikan.


Fakta-fakta mengenai pekerjaan Muhammad sejak muda hingga menjadi nabi ternyata tidak mendukung klaim para Muslim yang membayangkan nabinya seorang pedagang yang hebat dan berhasil. Ini adalah kebiasaan para pengajar dan penceramah Islam yang kalau berbicara tentang nabinya selalu berlebih-lebihan alias membual. Meskipun mereka tahu persis rincian informasi yang mereka baca dari kitab-kitab klasik Islam.

Komentar

Postingan Populer