Dakwah Muhammad Kepada Yahudi


BTidak ada paksaan dalam Islam. Demikianlah sepenggal kalimat yang sering dilontarkan kaum muslim untuk mempropagandakan bahwa Islam disebarkan dengan cara damai. Sepenggal kalimat itu merupakan kutipan sebahagian dari QS 2 : 256 yang lengkapnya berbunyi ;


Tidak ada paksaan untuk (memasuki)agama(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat.


Tapi benarkah Muhammad menyebarkan agama buatannya dengan cara damai dan bukan dengan penggunaan kekerasan?


Untuk mengetahuinya kita perlu menoleh ke dalam catatan sejarah hidup Muhammad yang ditulis berdasarkan kesaksian sahabat-sahabatnya sendiri. Terutama catatan yang mengungkapkan kepada kita bagaimana Muhammad mengajak kaum Yahudi mengakui kenabiannya dan mengajak mereka masuk Islam.


Memang pada periode awal dakwahnya kepada penduduk Jazirah Arab, Muhammad lebih banyak berdebat dengan cerdik pandai Quraisy, cerdik pandai Yahudi, dan cerdik pandai Kristen. Kepada orang Quraisy dan kaum Bedouin Arab, Muhammad mengklaim dirinya adalah Dukun Arab atau Kuhhan penghubung dunia manusia dengan ilah-ilah padang pasir yang bernama Jin. Kepada orang Yahudi, Muhammad mengklaim dirinya seorang nabi. Dan kepada orang Kristen, Muhammad mengklaim dirinya seorang rasul. Di dasarkan pada klaim itu Muhammad meminta sasaran dakwahnya masuk Islam dan menyembah tuhan yang baru, tuhan yang ditetapkannya sendiri secarasepihak sebagai pencipta semesta.


Malang sekali nasib klaim-klaim Muhammad, tak satupun dari ketiga golongan cerdik pandai itu yang mau mengakui klaim Muhammad. Terutama orang Yahudi yang tergolong pemilik agama yang paling terkemuka di jazirah Arabia saat itu. Di banyak kesempatan, Muhammad dipecundangi dan dipermalukan rahib-rahib Yahudi. Hal ini membuat Muhammad geram kepada mereka. Karena itu, setelah Muhammad memiliki kekuatan gerombolan bersenjata yang besar yang barusan sanggup menghancurkan rombongan kafilah dagang yang dikawal 300 orang, di Badr, Muhammad kemudian datang berdakwah ke pasar Yahudi dari bani Qaynuqa. Di pasar Qaynuqa ini ia berdiri mendakwahi mereka sambil mengancam akan menghabisi orang Yahudi yang enggan menuruti kemauannya dengan cara yang sama dengan yang Muhammad lakukan terhadap nasib orang Quraisy di Badr.


Berikut adalah catatan dari Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam jilid 2, bab 133, hal 6.


Ibnu Ishaq berkata, "Di sela-sela perang Rasulullah saw di atas, terjadilah kasus bani Qaynuqa." Kasus bani Qaynuqa ialah rasulullah saw mengumpulkan orang-orang Yahudi di pasar bani Qaynuqa kemudian bersabda kepada mereka, "Hai seluruh orang-orang Yahudi, takutlah Allah menurunkan hukuman seperti yang dia turunkan kepada orang-orang Quraisy dan masuk Islamlah kalian, karena kalian telah mengetahui bahwa aku nabi yang diutus. Ini dan perjanjian Allah kepada kalian telah kalian dapati di kitab kalian." Orang-orang Yahudi berkata, "Hai Muhammad, apakah engkau kira kami lemah hingga engkau dapat mengalahkan kami dengan mudah? Engkau jangan sok kuat! Engaku hanya menghadapi kaum yang tidak mempunyai pengetahuan tentang perang sedikitpun. Oleh karena itu, tidak heran engkau menang atas mereka. Demi Allah, jika kami memerangimu, engkau pasti tahu bahwa kami manusia terkuat."


Memang Muhammad berdakwah di pasar bani Qaynuqa tidak membawa pedang dan menumpahkan darah. Akan tetapi cara yang dipilih Muhammad dalam menyampaikan dakwahnya kepada orang Yahudi di atas menggunakan metode kekerasan verbal. Isi ancaman Muhammad di pasar Qaynuqa itu kira-kira, orang Yahudi akan senasib dengan orang Quraisy yang hancur lebur di tangan Muhammad, apabila mereka tidak mau diajak masuk agama baru buatannya. Dan tidak lama setelah ancaman ini, satu per satu kabilah Yahudi di Arab diserang, dihancurkan dan diusir. Bani Qaynuqa sendiri akhirnya diusir Muhammad keluar dari Madinah.

Komentar

Postingan Populer