Islam Itu Sinkretisme Berbagai Agama Yang Ada Di Arab

Tak satupun yang baru di dalam Islam kecuali ia disebarkan dengan peperangan, penaklukan serta penghancuran orang yang bukan beragama Isam. Kalimat di atas konon pernah diucapkan Paus Urbanus untuk menggambarkan agama Arab ini. Ketika Paus mengatakan ini, ia tidak sembarang berkata-kata tentang Islam. Tentu ia punya alasan yang kuat mengatakan demikian dan alasan itu dapat dipertanggungjawabkan.


Manakah unsur ajaran Islam yang sungguh-sungguh merupakan gagasan asli Muhammad atau gagasan asli tuhan Arab? Tidak ada! Semua yang terkandung di dalam pengajaran Islam bisa dilacak ke agama-agama yang lebih kuno dari Islam. Artinya, Islam sesungguhnya hanya mengulang-ulang seruan yang pernah dilakukan oleh keyakinan atau agama yang jauh lebih tua dari Islam. Sayangnya, semua seruan-seruan Islam itu ternyata merupakan hasil salah paham Muhammad di dalam mengenal agama-agama dan keyakinan umat terdahulu. Contoh kecilnya soal seruan Tauhid. Muhammad mengira yang mirip tauhid di ajaran Yahudi berbicara soal jumlah tuhan, padahal yang dikira mirip tauhid itu menekankan agar orang Yahudi jangan coba-coba menyembah tuhan bangsa-bangsa lain di luar Israel, sebab semua tuhan bangsa-bangsa lain di luar Israel itu adalah berhala.


Karena seruan-seruan Islam diambil tidak hanya berasal dari satu sumber saja, Islam dapat kita sebut sinkretisme alias campur-aduk berbagai unsur agama-agama terdahulu yang ada di Timur Tengah. Campur -aduk antara animisme dan dinamisme Arab. Campur-aduk antara politeisme Arab dengan monoteisme Yahudi-Kristen. Mitos-mitos Jin agama Arab yang lebih primitif diberdayakan membantu membangun mitos Islam. Di antaranya Jin bersama setan menolong berita langit mengenai kenabian Muhammad turun dari arsy. Di dalam mitos lain, dikatakan Jin bertobat memeluk Islam karena mendengarkan bacaan Al-Quran dari mulut Muhammad serta bertobat karena dakwah Muhammad ke kalangan masyarakat Kristen di wilayah Nashibin. Menggelikan sekali, target dakwah utamanya tak seorang pun yang menerima Islam sementara ada dari dunia khayal antah-ber malah masuk Islam.


Mitos Islam lainnya yang menggelikan yang melibatkan setan di antaranya setan suka tinggal di lubang hidung, mulut dan telinga muslim. Setan kabur kalau diludahi. Makanan setan dan jin adalah kotoran dan belulang. Setan dan Jin tidak suka aroma bawang putih. Setan dan jin suka menguping pembicaraan dua orang Muslim, dan lain sebagainya. Semua mitos ini dijadikan pengajaran Islam, padahal mitos tersebut bagian dari kejahiliaan. Ini jelas bertentangan dengan propaganda yang mengatakan Islam datang menghapus kejahiliaan. Pertanyaannya, bagaimana Islam menghapus kejahiliaan sementara pengajarannya sendiri diambil dari mitos jahilia?


Cerita atau lebih tepatnya dongeng, seperti Isra dan Miradj, bidadari penghuni surga yang senantiasa perawan, jembatan sirat, semuanya diambil Muhammad dari dongeng-dongeng Persia. Perjalanan Miradj mencontek bulat-bulat dongeng agama Persia tentang perjalanan nabi Vohuman ke surga agama Zarathustra.


Yang paling aneh, Quran yang dikatakan didiktekan Allah swt kepada nabinya, ternyata kumpulan dari beberapa kutipan-kutipan ayat Alkitab. Kumpulan yang diambil dari kitab-kitab komentar para Rabbi Yahudi terhadap Tanakh Yahudi. Kitab-kitab kumpulan komentar itu disebut kitab Talmud. Selain dari Talmud, Quran juga hasil kutipan dari kitab Targum Yahudi di mana Targum ini merupakan kompilasi komentar para Rabbi terhadap kitab Talmud. Kalau ternyata Quran cuma dipenuhi hasil copot sana copot sini lalu di mana letak Quran sebagai firman atau kata-kata Allah swt yang didiktekan kepada Muhammad? Kok tuhan Islam bernama Allah swt yang konon Maha Kuasa tidak mampu mengkreasikan firman sendiri? Dan harap dicatat bahwa kitab-kitab Yahudi bernama Talmud dan Targum ini celakanya bukanlah kitab suci Yahudi. Kalau keduanya kitab suci menurut orang Yahudi maka muslim masih dapat berdalih meskipun dengan gaya salto.


Satu hal yang saya mau katakan, soal bagaimana muslim membuktikan keberadaan dan kemahakuasaan Allah swt, tuhannya Islam. Ternyata untuk membuktikan tuhan Islam itu ada dan maha kuasa, Islam harus meminjam kisah-kisah penciptaan dan kisah-kisah yang mengandung perbuatan ajaib Tuhan nya umat Yahudi dan Kristen. Islam lagi-lagi tidak mampu membuktikan keberadaan dan kemahakuasaan Allah swt melalui tindakan-tindakan dan karya-karya langsung Allah swt dan nabinya. Cara-cara meminjam kisah-kisah Alkitab untuk membuat kesan Allah swt itu memang ada dan memang maha kuasa, oleh pentolan pengkritik Islam bernama Duladi Samarinda disebut TRIBUL Islam alias Tri Ngibulnya Islam.

Komentar

Postingan Populer