Fakta, Muhammad SAW Bukan Keturunan Ismael

Berdasarkan silsilah yang terdapat di Alkitab Israel, orang Arab dinyatakan sebagai keturunan Abraham dari garis Ismael. Cerita tentang silsilah ini tentulah sampai ke telinga Muhammad dalam bentuk kabar angin. Cerita silsilah ini kemudian dimanfaatkan Muhammad untuk mendukung pernyataan kenabiannya di depan orang-orang Israel alias orang-orang Yahudi. Dan pemanfaatan garis silsilah ini pun kemudian ditiru oleh pendebat dan pendakwah Islam masa kini untuk melayakkan pengakuan jujungan mereka sebagai penerus risalah kenabian beberapa tokoh iman di dalam Alkitab Israel dan Alkitab Kristen. Berkaitan dengan itu, para pendebat dan pendakwah Islam modern seperti menemukan titik pijakan yang kokoh merekayasa kalimat 'di antara saudara mereka' yang ada dalam Ulangan 18 : 18 untuk memindahkan atau mengalihkan janji suksesi kenabian paska Musa dari kepada umat Israel menjadi kepada umat Arab.


Untuk lebih meyakinkan bahwa garis keturunan Abraham lewat Ismail mengalir dalam darah Muhammad, ulama klasik Islam ramai-ramai merekayasa silsilah yang terdapat dalam Alkitab dengan cara menambah-nambahi garis silsilah itu dengan nama-nama baru yang berasal dari nama-nama tokoh-tokoh yang hanya dikenal dalam mitos Islam dan yang sama sekali tidak mungkin dapat dibuktikan kebenarannya dalam sejarah bangsa Arab. Penambahan nama-nama baru ini dijadikan penghubung atau penyambung silsilah yang terdapat dalam Alkitab Israel ke dalam daftar keturunan keluarga Muhammad sampai ke generasi ke-5 ke arah Qussay bin Kilab dan Al-Mugirah, moyangnya. Dengan penambahan ini, bagi mereka yang tidak cermat dan tidak memahami konstruksi ide yang ada dalam silsilah Alkitab Israel, terbangun kesan bahwa memang Muhammad sedang mendakwahkan tradisi beriman dan berkeyakinan yang segaris dengan tradisi beriman dan berkeyakinan Israel yang diinisiasi atau dimulai oleh Abraham.


Agar dapat memahami kebenaran klaim kaitan Muhammad dengan silsilah Abraham sebaiknya kita terlebih dahulu memahami apa yang dimaksud dengan Arab itu sendiri. Dengan memahaminya maka kita tidak keliru mengatakan silsilah Muhammad berada di dalam jalur silsilah Abraham. Dan pemahaman sebutan Arab ini biasanya diabaikan oleh pendebat atau pendakwah Islam sebab akan merugikan pernyataan-pernyataan mereka.


Bahasa proto semitik awal diketahui telah memiliki kosa kata yang berkaitan dengan kata Arab. Bahasa Ibrani yang termasuk dalam rumpun semitik memiliki sebutan Arab sebagai kata benda seperti arav atau erev. Dalam bentuk keterangan dan kata sifat, kata Arab dalam bahasa Ibrani adalah mariv atau ma'ariv. Dari kata benda, erev atau arav diartikan sebagai orang nomaden atau juga pedagang dan kadang juga padang pasir, sedangkan ma'ariv sebagai keterangan diartikan sama dengan waktu matahari tenggelam atau menjelang malam. Adapun waktu matahari tenggelam disamakan juga maknanya dengan kata barat. Alkitab Israel sendiri merujuk daerah Arab sama dengan daerah Trans Yordania di mana terdapat kerajaan Edomit dan Nabatea, di antaranya. Para penakluk Gerika mengaitkan kata arab dengan wilayah barat Mesopotamia termasuk wilayah Syria sebelah timur. Jadi, dari keterangan di atas, kita menarik kesimpulan bahwa Mekah dan Madinah bukanlah arab yang disebut dalam Alkitab Israel. Apalagi kampung asal Muhammad yang bernama Yamamah atau Yaman, ditinjau secara geografis, sangat jauh letaknya di Selatan wilayah Trans Yordania yang dirujuk Alkitab Israel sebagai wilayah Arab.


Jadi, kata Arab tidak ada hubungannya dengan keturunan Abraham. Arab bukan nama atau julukan keturunan Abraham. Daerah Arab yang dirujuk Alkitab memang kemudian termasuk hunian keturunan Abraham dari garis Ismael. Akan tetapi sebelum Ismael beranak pinak di sana, tentu wilayah Arab itu tidak tanpa penghuni sama sekali. Sehingga adalah keliru menyamakan begitu saja semua orang Arab dengan keturunan Ismael atau Abraham.


Kakek moyang Muhammad berasal dari Yamamah di tepi Samudera Hindia. Anggap saja nama mereka adalah bangsa Yaman. Pertanyaannya, pernahkah bangsa Yaman kuno pra Islam ini memiliki catatan sejarah yang menunjukkan bahwa mereka itu merupakan bagian dari keturunan Abraham melalui garis Ismael? Jawabannya tidak ada! Bahkan bangsa-bangsa penghuni wilayah yang disebut Arab atau wilayah baratnya Mesopotamia tidak satupun yang meninggalkan catatan historis ataupun sekedar klaim bahwa mereka merupakan keturunan Abraham dari garis Ismael. Mereka tidak kenal siapa itu Abraham dan siapa pula Ismael.


Sekarang marilah kita membayangkan sebuah rekonstruksi silsilah Abraham dengan Arab. Sebelumnya kita memulai dari bagaimana Alkitab berusaha membagi penduduk Planet Bumi atas tiga ras besar yaitu Sem, Ham dan Yafet. Siapakah oknum Alkitab yang membagi ini? Jawaban yang paling mungkin adalah Musa. Apakah Musa seratus persen benar ketika membagi manusia atas tiga ras besar? Tentu tidak. Tapi itulah cara Musa meletakkan narasi Ilahiah ke tengah-tengah sejarah manusia, ke tengah-tengah sejarah Israel. Dan itu adalah kearifan atau kebijaksanaan Musa. Dengan cara itu Musa mengajak bangsa Israel melihat orang di luar Israel memiliki hubungan keluarga dengan mereka. Sekalipun bangsa-bangsa di luar Israel itu selalu memusuhi dan memerangi mereka.


Dengan kecerdasan yang tinggi Musa menarik garis penghubung dengan bangsa-bangsa lain berdasarkan kemiripan unsur-unsur bahasa dan kultur dengan bangsa Israel. Tidak ada bangsa lain di luar Israel saat itu yang sudi memandang bangsa lain di luar bangsa mereka sebagai bangsa yang berkerabat dengan mereka. Tidak ada bangsa yang bukan Israel yang memandang bangsa Israel sebagai saudara tua atau saudara muda mereka sebagaimana bangsa Israel melihat bangsa Edomit kuno sebagai saudara tua keturunan Esau yang adalah kakaknya Yakub. Memandang bangsa lain berkerabat dengan bangsanya dapat dianggap sebagai sikap Egaliterian bangsa Israel atau sikap yang memandang semua bangsa itu setara.


Sekarang, ketika para periwayat hadis berspekulasi menyambung garis silsilah Abraham yang ada di Alkitab secara paksa menuju keluarga Muhammad, dapatkah muslim mencarikan bukti otentiknya? Bisakah muslim tidak menggunakan klaim baru sebagai bukti terhadap klaim-klaim lama alih-alih mencarikan artefak sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan? Kita berharap dan mengimbau muslim agar tidak ngotot-ngototan membuktikan klaim Muhammad keturunan Abraham dari garis Ismael.







Komentar

  1. Thinkpad X1 Titanium: Home improvement in vivo design
    Thinkpad X1 titanium is one of the finest titanium iphone case piece in premium 3D gaming with citizen eco drive titanium watch a apple watch stainless steel vs titanium full 3D view titanium sunglasses of the latest design trends of the ford focus titanium hatchback manufacturer.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer