Analisa Mimpi Goa Hiro

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Aisha, kita jadi tahu kalau wahyu yang pertama sekali diterima Muhammad sesungguhnya adalah berbentuk mimpi.


Di dalam tidurnya di goa Hiro, Muhammad bermimpi di datangi dan dicekik oleh sosok yang tidak jelas yang belakangan diklaim sebagai Malaikat Jibril. Tanpa basa-basi, sang Malaikat langsung mencekik leher Muhammad sehingga membuat dirinya susah menarik nafas. Malaikat tersebut kemudian tiga kali menyuruhnya membaca sesuatu yang terdapat di atas selembar kain DIBAJ atau kain sutera.




Lazimnya kalau seseorang bermimpi, orang itu akan mencoba menaksir-naksir maksud dari mimpi itu. Bagi kebanyakan orang, menaksir arti mimpi umumnya dilakukan secara tradisional berdasarkan pengalaman dan petuah orang-orang tua. Sayangnya penaksiran menurut cara tradisional berdasarkan petuah dan pengalaman orang-orang tua ini tidak memiliki dasar berpijak yang jelas. Penaksiran mimpi cara tradisional tidak memperhatikan keadaan fisik maupun keadaan mental orang yang bermimpi itu. Dengan demikian mimpi menurut cara tradisional semata-mata datangnya dari luar diri orang itu.






Ilmu pengetahuan yang kita kenal saat ini tidak ketinggalan mencoba memahami mimpi dan penyebabnya. Ilmu pengetahuan tidak memandang mimpi sebagai sesuatu yang datang dari luar melainkan memandangnya sebagai produk dari keadaan fisik dan mental yang terpancar ketika manusia berada dalam kedaan tidur.






Dua ahli psychoanalisa mencoba menguraikan makna mimpi dan faktor-faktor penyebabnya. Keduanya adalah Sigmund Freud dan Gustaf Jung. Orang pertama membagi mimpi ke dalam tiga kelompok makna. Pertama, mimpi berkaitan dengan penyakit. Kedua, mimpi secara mental adalah ekspresi memori masa lalu. Sedang yang ketiga, mimpi merupakan ekspresi dari HARAPAN YANG TERTUNDA.


Dalam tulisan pendek ini saya tidak akan mengulas dua jenis makna mimpi yang pertama. Yang akan saya ulas dengan cara sederhana adalah bagian yang ketiga di mana MIMPI GOA HIRO dapat kita ungkap motivasinya dengan alat ini. Di bawah akan saya beri dua contoh sederhana yang akn memudahkan pembaca memahami seperti apa bekerjanya mimpi jenis Harapan TERTUNDA ini.






Contoh pertama;






Ada seorang bapak bernama Andi dengan satu putri kecil bernama Andini. Sang puteri kecil ini seorang yang sangat cerdas dan penurut kepada orang tuanya. Sang puteri kecil ini benar-benar menjadi tumpuan cinta kasih sang Andi, sang bapak. Sang putri sendiri saat itu duduk di kelas 6 SD. Setiap kali diumumkan penerimaan laporan hasil belajar, Andini selalu mendapat peringkat satu dari semua semua teman seangkatannya.






Satu kebiasaan rutin yang dilakukan Andi kepada putrinya adalah memberi hadiah-hadiah bila Andini kembali berhasil menyabet peringkat satu. Tetapi kali ini, karena berkaitan dengan ujian kelulusan, Andi menjanjikan akan membawa sang puteri berlibur keliling Eropa. "Wah, senangnya bisa melihat-lihat Eropa," gumam Andini. "Terimakasih hadiahnya pak, Dini janji akan belajar lebih keras lagi," kata Andini memeluk dan mencium bapaknya. Andini semakin keras belajar demi mewujudkan janji bapaknya. Di benaknya sudah berseliweran gambaran suasana tempat-tempat yang akan dikunjungi nantinya. Ia pun rajin membaca-baca informasi tentang lokasi-lokasi berlibur yang menyenangkan di Eropa.






Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Sebelum sempat mewujudkan janjinya, sang bapak mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sang bapak tak mungkin lagi mengajak putri yang dikasihinya berlibur ke Eropa. Sirna sudah impian berlibur yang sudah ada di depan mata sang putri. Sang putri berduka termasuk meratapi impian indah berlibur ke Eropa. Betapa kecewanya perasaan Andini karena hadiah yang akan diberikan bapaknya tak mungkin lagi dapat dinikmatinya bersama bapaknya. Meskipun tidak pernah dibicarakan dengan ibunya, Andini tetap menyimpan kekecewaan itu di dalam hatinya.






Suatu pagi Andini bangun pagi dan berlari ke kamar ibunya tergopoh-gopoh sambil sesungging senyum terbersit di bibirnya. Ibunya keheranan sebab sejak bapaknya meninggal hampir tidak pernah lagi Andini menebar senyum seceria pagi itu. "Ada apa sayang? Apa yang membuatmu kelihatan sangat bahagia?" kata ibunya sambil menarik putrinya ke sofa. "Bu, bu, Dini semalam bermimpi berlibur ditemani bapak," kata Andini serius dan dengan raut wajah yang berseri-seri. Singkat kata, sejak mengalami mimpi berlibur ditemani sang bapak, wajah Andini tidak pernah lagi mengekspresikan perasaan kecewa setiap kali membicarakan bapaknya. Tampaknya pengalaman mimpi itu menghapus beban kekecewaan di hati Andini.






Contoh kedua:






Saya punya kenalan sepasang suami istri. Di permukaan pasutri ini terlihat akur dan bahagia. Sayangnya ternyata tidak demikian kenyataannya. Sang istri, karena memiliki sifat cemburu buta yang amat sangat, selalu melancarkan teror kata-kata kepada sang suami.






Suatu ketika saya bertemu dengan sang istri. Mulutnya seperti radio rusak mengata-ngatai sang suami. Dia tuduh sang suami menjalin hubungan dengan perempuan lain. Perempuan itu menurutnya lebih cantik dan berkulit lebih putih dibanding dirinya. Dia lalu menyebutkan perempuan itu dari etnis tertentu yang memang umumnya berparas cantik. Saya tanya apakah dirinya sudah pernah bertemu dengan perempuan itu dan mengenal identitasnya. Jawabnya, dia memang belum sekalipun bertemu apalagi mengenalnya. Saya heran dan kemudian bertanya dari mana dia mengetahui permpuan yang ia maksudkan memang menjalin hubungan khusus dengan suaminya. Mengherankan sekali, ia menjawabnya dari mimpi. Hampir meledak tawa saya mendengarnya. Saya heran kok bisa-bisanya orang ini percaya suaminya punya wanita lain berdasarkan mimpinya. Lalu saya tanya mengapa ia begitu yakin kalau perempuan yang dilihatnya dalam mimpinya itu memang teman wanita spesial sang suami. Apa jawabnya? Jawabnya, "Kan bentuk dan ciri-ciri perempuan yang saya lihat dalam mimpi saya itu persis sekali dengan bentuk dan ciri-ciri perempuan yang saya duga-duga selama ini, mas!"






Saya geleng-geleng kepala dibuatnya. Ternyata selama ini di dalam kecurigaannya yang mendalam itu ia telah membentuk sendiri gambaran-gambaran tentang rupa perempuan yang diduganya menjalin hubungan spesial dengan sang suami. Dan mimpi yang muncul di dalam tidurnya itu kemudian diyakininya adalah jawaban atau pembenaran atas dugaan-dugaan yang selama ini memenuhi pikirannya.






Balik ke kasus mimpi Muhammad di goa Hiro:






Sama dengan contoh kedua, Muhammad mungkin telah membentuk gambaran-gambaran pengangkatan seorang nabi dalam angan-angannya. Mungkin ketika ia mendengar cerita Maria ibu Yesus mendapat kunjungan Malaikat Gabriel, Muhammad mengira Gabriel menyampaikan wahyu. Dan karena mengira Gabriel menyampaikan wahyu, Muhammad menghubungkannya dengan tugas kenabian atau tiga kerasulan. Sangat mungkin sejak mendengar kisah-kisah semacam ini dari orang-orang Yahudi maupun orang Kristen yang ada di Mekkah, timbul keinginan di dalam hati Muhammad menjadi nabi atau menjadi rasul.


Menilik bagaimana Muhammad menjadikan mimpinya sebagai alat meyakini kalau Allah swt telah mengangkatnya menjadi nabi dan rasul, kita berkesimpulan kalau Muhammad telah cukup lama memendam keinginan menjadi nabi dan rasul. Telah cukup lama pula menunggu datangnya Malaikat dari langit membawa pesan dari Tuhan yang bunyinya adalah penetapan dirinya sebagai nabi dan rasul Tuhan. Sayangnya hal itu tak pernah terjadi di dalam dunia nyata. Keinginan itu mungkin menjadi suatu obsesi dibenak Muhammad. Sama seperti perempuan dalam contoh kedua yaitu gambaran tentang perempuan selingkuhan suaminya yang diciptakannya sendiri menjadi obsesi yang membebani mentalnya.


Ketika mimpi di goa Hiro tentang kedatangan Jibril sama dengan fikiran obsesif Muhammad, ia mengira seolah-olah mimpi itu adalah JAWABAN atas angan-angannya atau jawaban atas keinginannya.


Mental Muhammad menjadi lega sekalipun hanya Jibril mimpi yang menggantikan Jibril nyata yang tak kunjung datang. Seperti Andini yang menjadi lega meskipun hanya Eropa Mimpi yang dijalaninya dalam tidurnya. Muhammad menjadi percaya diri meskipun Waraqah bin Naufal memperingatkan dirinya segala resiko yang harus dihadapi kalau Muhammad bekerja menjalankan tugas sebagai nabi maupun rasul.


Kesimpulan:


Berdasarkan uraian di atas, sesungguhnya Allah swt tidak pernah mengangkat Muhammad menjadi utusannya meskipun melalui perwakilan. Allah swt tidak datang mengunjungi Muhammad. Jibril yang dianggap islam/muslim dapat mewakili Allah swt pun setali tiga uang juga tidak kunjung datang dalam keadaan nyata atau riel. Jibril yang datang kepada Muhammad dalam mimpinya muncul hanyalah karena dorongan mentalnya yang terobsesi.


Kalau tiada kunjungan Allah swt atau wakilnya mengangkat dan menetapkan Muhammad menjadi nabinya maupun rasulnya lalu bagaimana muslim bisa mempercayai semua perkataan Muhammad yang tidak memiliki otoritas Ilahi?










Komentar

Postingan Populer