Ahli Kitab Tidak Butuh Nabi Baru

Mereka yang awam Islam tentu tidak mengerti apa yang disebut dengan Ahli Kitab. Menurut wacana Islam, ahli kitab adalah sebutan bagi umat suatu agama yang kepada mereka diturunkan kitab suci. Umat manakah itu? Jawabnya, umat Yahudi dan umat Nasrani atau Kristen. Sebagai orang yang pengetahuannya terbatas, Muhammad mengira bahwa hanya umat Yahudi dan umat Kristen saja yang memiliki kitab suci. Padahal, selain Yahdi dan Kristen, masih ada umat lain yang memiliki kitab suci. Contohnya adalah orang Persia yang beragama Zoroastrian.


Kedua umat yang dijuluki ahli kitab ini, dijadikan Muhammad sebagai objek dari kegiatan dakwahnya. Muhammad berusaha keras menggiring kedua ahli kitab ini menjadi pengikutnya. Sayangnya, nyaris tidak ada orang dari kedua golongan ini yang menyambut dakwah Muhammad seperti yang diharapkannya. Kitab riwayat Muhammad hanya mencatat tiga orang Yahudi yang mau secara sukarela masuk Islam mengikuti ajakan Muhammad.


Pertanyaannya, mengapa begitu sedikit orang Yahudi yang sudi masuk Islam dan mengakui kenabian Muhammad? Jawabnya sederhana, yaitu dikarenakan orang-orang Yahudi sebenarnya menanti kedatangan seorang Mesias. Dan bukan sedang menantikan seorang Arab yang mengaku-ngaku nabi. Pertanyaannya, mengapa orang-orang Yahudi begitu setia menanti kedatangan Mesias? Jawabnya, karena kedatangan Mesias berkaitan erat dengan harapan orang-orang Yahudi akan pemulihan kerajaan Israel. Orang Yahudi percaya bahwa hanya Mesias yang mampu menyatukan mereka sebagai langkah memulihkan kerajaan Israel.


Penantian kedatangan Mesias di kalangan orang Yahudi yang berdiaspora di tanah Arab juga terungkap dalam kitab-kitab klasik Islam yang menceritakan riwayat kenabian Muhammad. Di antara kitab-kitab itu, yang tertua dan yang paling dapat dipercaya adalah yang ditulis oleh Ibnu Ishaq. Di dalam kitab-kitab klasik tersebut bukan hanya rekaman penantian Mesias yang dapat kita simak, tetapi pada saat yang sama, kita dapat melihat dari mana sesungguhnya Muhammad mendapat ide agar ia tampil menyatakan diri sebagai nabi. Dan tercatat bahwa ide yang mendorong Muhammad menyatakan diri sebagai nabi justru berasal dari penantian kemesiasan orang Yahudi ini. Sayangnya, ide yang mendorong Muhammad menyatakan diri sebagai nabi bukan diperoleh Muhammad langsung dari orang Yahudi melainkan diperoleh Muhammad dari orang-orang Khajraz yang memiliki hubungan yang buruk dengan orang Yahudi. Dan bersamaan dengan itu, orang Khajraz juga salah memahami siapa itu Mesias dan apa pula perannya di dalam keyahudian.


Gaung kedatangan Mesias senantiasa berdengung di dalam rumah-rumah ibadah Yahudi sejak zaman pembuangan. Orang Yahudi menyelidiki dan mempelajari kapan Mesias itu datang, di mana ia datang dan apa tanda-tanda kedatangannya. Penyelidikan itu di arahkan kepada kitab Tanakh, yaitu kitab iman orang-orang Yahudi sendiri.


Kitab Nevim, yaitu kitab para nabi yang merupakan bagian dari Tanakh, tidak luput dari penelitian para rabbi. Pengetahuan yang mereka simpulkan dari penyelidikan terhadap kitab Nevim atau kitab para nabi ini menjadikan orang Yahudi punya patokan dalam menerima atau menolak pernyataan kemesiasan dari oknum manapun. Patokan atau ukuran ini pula yang membuat orang Yahudi pada akhirnya menolak mempercayai pernyataan kenabian Muhammad. Menurut mereka Muhammad tidak memenuhi kriteria sebagai nabi yang karyanya sama dengan karya seorang mesias. Berkali-kali orang Yahudi mendesak Muhammad untuk memberikan bukti bahwa dirinya memang mendapat mandat dari YHVH Tuhan Israel. Tapi nyatanya Muhammad tidak mampu memberikan bukti seperti yang diinginkan mereka. Di hadapan para rahib Yahudi, Muhammad hanya bisa berdiri seperti kambing congek saja. Hal ini membuat Muhammad sakit hati terhadap orang-orang Yahudi dan menjadikan mereka kelak sebagai objek kebenciannya dan objek kebencian kaum Muslim.


Muhammad bukanlah bangsa Israel dan bukan pula beragama Yahudi. Muhammad bagian dari bangsa Arab penyembah berhala Al Hubal. Secara etnik, Muhammad adalah orang Sabha atau orang Sabian penyembah berhala Al Rahman yang berasal dari Yamamah. Ia sembahyang di suatu titik di Kabah yang disebut rukun Yamani. Tempat ini menjadi titik penentu arah kiblat ke kota Yamamah dari Kabah. Yamamah adalah kiblat bagi penyembah berhala Al Rahman, berhala Astral penjaga kota Yamamah yang lambangnya bulan sabit. Pertanyaannya, mungkinkah orang Yahudi mau mendaulat seorang yang jelas-jelas penyembah berhala sebagai nabi atau mesias mereka? Jawabnya jelas tidak mungkin! Mengapa? Sebab agama Yahudi sangat membenci penyembahan berhala dan mengutukinya. Larangan terhadap penyembahan berhala sejak awal telah tertuang di dalam hukum dasar orang Yahudi yang disebut 10 hukum Tuhan. Setiap orang Yahudi tentulah mendengar hukum dasar ini ketika mereka mengikuti Midrash atau sekolah agama. Karena itu apabila orang Yahudi mengimani pengakuan kenabian Muhammad yang kesehariannya hidup sebagai penyembah berhala, maka itu sama saja mengingkari hukum dasar yang diberikan Tuhan kepada mereka.


Ada hukum lain di dalam agama Yahudi yang disebut hukum Imamat. Di dalamnya terdapat aturan yang berkaitan dengan pemilihan dan pengangkatan imam-imam dan nabi-nabi di dalam rumah sembahyang. Dikatakan bahwa jabatan imam dan nabi dikhususkan buat puak Israel bernama orang Lewi. Hukum Yahudi ini jelas menutup pintu bagi Muhammad untuk mendapat pengakuan sebagai pelanjut kenabian Israel. Muhammad bukan orang Lewi, bukan? Hal ini tidak disadari Muhammad dan kaum Muslim yang mengimaninya. Muhammad dan Muslim menyangka penerus kenabian Israel boleh dipegang siapa saja. Termasuk dipegang oleh mereka yang imannya berkubang dalam keberhalaan.


Bagaimana dengan ahli kitab bernama umat Kristen yang Muhammad kenal dengan sebutan kaum Nasrani? Tahukah Muhammad kalau umat Kristen tidak sedang menanti siapapun kecuali menanti kedatangan Yesus yang kedua kalinya yang disebut Maranatha? Kalau Muhammad bukan Yesus yang umat Kristen nantikan maka kedatangan Muhammad mendakwahkan kenabiannya kepada umat Kristen, sama sekali tidak ada gunanya. Kitab suci kaum Kristen mencatat janji kedatangan Yesus yang kedua kalinya seperti ini;


"Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan bapaknya diiringi malaikat-malaikatnya,..." Matius 16 : 27


"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaannya. Dan ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikatnya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihannya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." Matius 24 : 30-31.


"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaku. Di rumah bapaku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian tentu aku mengatakannya kepadamu. Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatku, supaya di tempat di mana aku berada, kamupun berada.


Apakah cara kedatangan Muhammad sama dengan kedatangan Yesus sehingga orang Kristen harus percaya dengan ajakan Muhammad mengakui kenabiannya? Jawabannya jelas, Muhammad bukan Yesus yang orang Kristen nantikan.



Dan setiap orang harus tahu, terutama orang Muslim yang mengira umat Kristen masih perlu nabi baru, bahwa Yesus mengatakan kalimat 'Sudah selesai' di atas kayu salib. Itu berarti tugas penyelematan yang diembannya sudah paripurna tanpa kekurangan. Jadi, tak ada lagi yang perlu ditambahkan sebagai penyempurna pekerjaan Yesus. Tidak perlu juga orang lain datang sebagai penyempurna sebab tidak ada bagian dari pekerjaan Yesus yang kurang. Apalagi datang membawa ajaran yang justru menjadi antitesa ajaran Yesus.

Apakah Ahli kitab membutuhkan Muhammad? Jelas tidak! Muhammad bukan siapa-siapa bagi ahli kitab. Agenda Muhammad tidak bersinggungan dengan kepentingan orang Israel dan tidak koheren atau tidak in line dengan iman keyahudian mereka. Agenda Muhammad isinya tidak lain dari keinginannya berkuasa atas semua manusia. Muhammad ingin semua orang tunduk dan menghamba kepadanya. Muhammad ingin semua orang menghormatinya. Muhammad ingin semua orang memuja dan menyanjung-nyanjungnya. Tidak ada hal lain di dalam pengajaran Muhammad yang intinya bukan agenda pribadi Muhammad.

Karena missi dan karya Muhammad tidak bersinggungan dengan kepentingan orang Yahudi maupun tidak bersinggungan dengan janji kedatangan Yesus, maka sudah sepatutnya orang Yahudi dan orang Kristen menolak seluruh klaim kenabian dan klaim kerasulannya.






































Komentar

Postingan Populer